NeracaPos.Com

Sumber Reprensi Terpecaya

DAERAH

GP3A Maju Bersama Tanjung Beringin Tegas Bantah Isu Penyelewengan Dana Oplah Kementan RI

Sergai, NeracaPos.com – Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Maju Bersama Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, menyampaikan bantahan tegas atas tuduhan penyelewengan dana bantuan Optimasi Lahan (Oplah) dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

Ketua GP3A Maju Bersama, Hartono, didampingi Sekretaris Saripudin, menyampaikan klarifikasi resmi sebagai respon atas pemberitaan di beberapa media online yang menyebutkan adanya dugaan penyalahgunaan dana tersebut.

Hartono menegaskan bahwa kabar yang beredar tidak sesuai fakta dan dapat menyesatkan publik. Ia memaparkan bahwa pada Juni 2025, dana bantuan Oplah telah dicairkan sebesar 70 persen atau senilai Rp630 juta, dan disalurkan kepada pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di empat desa, yakni Desa Mangga Dua, Sentang, Bogak Besar, dan Pematang Kuala.

“Dana itu bukan untuk dibagikan langsung kepada petani, melainkan digunakan untuk keperluan pengolahan lahan sesuai ketentuan juklak dan juknis,” ujar Hartono, Minggu 10 Agustus 2025.

Ia menjelaskan bahwa juklak dan juknis program Oplah secara jelas mengatur bahwa bantuan hanya digunakan untuk kegiatan pengolahan lahan seperti penjetoran, bukan pembagian uang tunai kepada anggota kelompok tani.

Hartono menambahkan, penerima bantuan juga dibatasi hanya untuk lahan sawah yang masuk dalam sistem pengukuran poligon, yaitu metode khusus untuk menentukan luasan lahan yang berhak menerima bantuan.

“Tidak semua petani mendapat bantuan ini. Hanya lahan yang terdata dalam poligon saja yang berhak,” katanya.

Hartono juga mengungkapkan bahwa ketika dana tahap pertama cair, petani di empat desa tersebut telah melakukan penanaman padi musim tanam pertama (MT-1). Dana yang ada baru akan dimanfaatkan pada musim tanam kedua (MT-2) sekitar September atau Oktober, sambil menunggu pencairan sisa 30 persen.

“Sama sekali tidak ada penggelapan. Dana tersebut masih digunakan sesuai rencana dan aturan yang berlaku,” tegasnya.

Lebih lanjut, Hartono menyayangkan sikap beberapa media online yang mempublikasikan berita tanpa konfirmasi langsung kepada pihaknya, sehingga menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.

Sementara itu, Sekretaris GP3A, Saripudin, mengaku pernah didatangi oleh seorang oknum berinisial S yang mengklaim berasal dari LSM. Oknum tersebut meminta uang sebesar Rp70 juta yang kemudian diturunkan menjadi Rp50 juta dengan dalih agar tidak mempermasalahkan bantuan Oplah.

“Orang itu datang ke rumah saya, tapi permintaan uang tersebut langsung saya tolak mentah-mentah,” ungkap Saripudin.

Saripudin juga membantah pernyataan yang menyebut dirinya mengatakan harus menyelesaikan masalah poligon dalam dua hari. Menurutnya, hingga saat ini tidak ada wartawan yang meminta konfirmasi secara langsung terkait hal itu.

Menutup klarifikasinya, GP3A Maju Bersama Tanjung Beringin memastikan akan mengirimkan surat bantahan dan somasi ke sejumlah media yang telah memuat berita tersebut. Mereka berharap publik dan media lebih selektif dalam mengolah informasi agar tidak merugikan pihak manapun.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

.main-content, .entry-content, .post-content { display: block; } @media print { .site-header, .site-footer, .sidebar, .adsbygoogle, .widget-area, .navigation, .breadcrumbs, .related-posts, .comments-area, .pagination, /* Tambahan untuk menyembunyikan navigasi halaman */ .entry-title + .entry-title /* Jika ada judul ganda */ { display: none !important; } h1.entry-title { page-break-before: always; margin-top: 0; } body { font-size: 14pt; line-height: 1.6; } }