Mengenal Hovercraft Sebagai Kendaraan Amfibi Serbaguna Angkatan Laut Amerika
foto ilustrasi Hovercraft (tangkap layar dari channel youtube Lycma Mil-Tech)
Neracapos.com- Hovercraft atau kendaraan amfibi milik Angkatan Laut Amerika ini dikenal dengan kemampuannya berjalan di atas air maupun di darat.
Saat berada di atas permukaan air, kendaraan amfibi yang diberi nama Hovercraft milik Angkatan Laut Amerika ini mengapung, dan saat di darat, ia tidak menggunakan roda. Baik di air maupun di darat, kendaraan amfibi ini mengambang, Hovercraft, secara umum, dikenal sebagai kendaraan bantalan udara yang digunakan oleh Anggkatan Laut Amerika.
Selain Amerika, beberapa negara lain juga mengoperasikan hovercraft militer, seperti Rusia yang memiliki hovercraft terbesar, yakni hovercraft class Zubr, yang dibuat pada masa Uni Soviet.
Hovercraft raksasa ini memiliki panjang 57 meter dan bobot kosong 340 ton, mampu membawa muatan hingga 200 ton.
Selain digunakan oleh militer, hovercraft juga digunakan untuk kepentingan sipil. Namun, untuk transportasi sipil, hovercraft sudah banyak ditinggalkan karena beberapa kekurangannya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang hovercraft, mulai dari pengertian dan sejarahnya, bagaimana cara kerjanya, apa kelebihan dan kekurangannya, serta negara-negara yang mengoperasikannya.
Sejarah dan Prinsip Kerja Hovercraft
Istilah hovercraft berasal dari dua kata, yakni “hover” yang berarti melayang atau mengambang di udara, dan “craft” yang berarti wahana atau kendaraan.
Jadi, hovercraft adalah wahana yang mengambang di udara. Nama hovercraft sebenarnya adalah merek milik perusahaan Saunders-Roe, perusahaan pertama yang membuat hovercraft secara komersil untuk sipil. Perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi British Hovercraft Corporation dan sekarang menjadi Westland Hovercraft.
Ide membuat kendaraan yang mengambang dengan aliran udara di bagian bawah sudah muncul sejak abad ke-19 yang lalu.
John Thornycroft, seorang pembuat kapal dari Inggris, mempatenkan desain hovercraft pada tahun 1870. Namun, karena belum tersedia mesin yang cukup kuat, desain tersebut belum bisa direalisasikan.
Pada masa Perang Dunia Kedua, Charles Fletcher dari Amerika membuat kendaraan bantalan udara yang diberi nama Glidemobile.
Namun, karena proyek tersebut merupakan proyek rahasia militer, Fletcher tidak memiliki hak paten atas ciptaannya tersebut.
Christopher Cockerell dari Inggris dianggap sebagai pionir hovercraft modern. Desainnya mendapatkan perhatian dari militer Inggris dan diklasifikasikan sebagai proyek rahasia. Namun, ketertarikan militer tersebut perlahan menurun, dan tidak ada yang mau membiayai pengembangan kendaraan tersebut.
Akhirnya, desain kendaraan bantalan udara itu dicoret dari daftar rahasia, sehingga Cockerell bisa menawarkan konsep kendaraannya ke sipil.
Ia mendapatkan pendanaan dari National Research Development Corporation (NRTC) yang memberikan kontrak kepada perusahaan Saunders-Roe untuk pengembangan kendaraan tersebut. Lahirlah SR.N1, hovercraft fungsional pertama di dunia.
Prinsip kerja hovercraft adalah meniupkan aliran udara ke bagian bawah kendaraan. Udara keluar dari lubang-lubang di permukaan bawah kendaraan, mengangkat kendaraan sedikit karena udara tersebut membutuhkan celah untuk keluar.
Bagian bawah kendaraan yang rata tidak bersentuhan langsung dengan permukaan landasan atau air, tetapi mengambang di atas udara.
Dengan demikian, kendaraan ini bisa didorong dengan sangat mudah. Selama pengembangan SR.N1, dilakukan beberapa penyempurnaan, seperti pemisahan antara mesin yang meniupkan udara ke bawah dan mesin untuk penggerak horizontal.
Permukaan bawah yang hanya rata menyebabkan udara terlalu mudah keluar, sehingga ditambahkan bantalan karet yang disebut skirt untuk menahan udara di bawah hovercraft.