
Yapto Suryo Sumarno, Sosok di Balik 43 Tahun Kepemimpinan Ormas Pemuda Pancasila

Foto ilustrasi Yapto Suryo Sumarno (tangkap layar dari channel youtube MD Universe)
Neracapos.com- Pada Musyawarah Besar ke-10 ormas Pemuda Pancasila yang diadakan di Jakarta pada 2019, Yapto Suryo Sumarno kembali didaulat sebagai pimpinan tertinggi Pemuda Pancasila.
Secara keseluruhan, Yapto sudah memimpin ormas ini selama delapan periode sejak 1981. Kekuasaannya selama 43 tahun di Pemuda Pancasila bahkan mengalahkan masa rezim Soeharto yang hanya 32 tahun.
Sebagai tokoh sentral di ormas Pemuda Pancasila, Yapto bukanlah orang sembarangan. Ia adalah keturunan Belanda yang dibesarkan di keluarga ningrat.
Ayahnya, Sutario Suryommarno, adalah bangsawan Solo dan cucu dari Mangkunegara V, yang lama mengenyam pendidikan di Belanda.
Di sana, Sutario bertemu dengan seorang gadis Belanda keturunan Yahudi bernama Dolly Zigerius, yang kemudian diperistri pada 1943.
Dolly Zigerius menjadi salah satu dari beberapa perempuan Belanda yang kembali ke Indonesia pasca-kemerdekaan. Sementara itu, suaminya menjabat sebagai kepala Jawatan Topografi Angkatan Darat.
Dari pernikahan tersebut, mereka memiliki tiga anak: Sunario, Marini, dan Yapto. Sunario meninggal di usia muda, Marini sukses menjadi penyanyi dan aktris legendaris Indonesia, sementara Yapto berkecimpung di politik dan menduduki jabatan penting di Pemuda Pancasila.
Di masa remajanya, Yapto yang dijuluki “Si Bule” ini sudah ditakuti dan disegani oleh anak-anak muda Jakarta. Ia dan teman-temannya mendirikan sebuah geng bernama Siliwangi Boys Club atau dikenal juga dengan sebutan Geng 234 SC, yang mayoritas diisi oleh anak-anak perwira tinggi TNI AD yang tinggal di kompleks tentara Siliwangi Jakarta Pusat.
Kala itu, keberadaan geng-geng remaja seperti Siliwangi Club dilindungi oleh tentara dan kerap melakukan kekerasan di ibu kota.
Namun, Panglima Kopkamtib Jenderal TNI Sumitro memerintahkan untuk memusnahkan kelompok-kelompok tersebut, sehingga Yapto kemudian berpindah ke Pemuda Pancasila.
Musyawarah Besar ketiga Pemuda Pancasila di Cibubur pada 1981 mengantarkan Yapto menjadi orang nomor satu di ormas itu.
Kekuasannya sebagai Ketua Umum Pemuda Pancasila langgeng hingga hari ini. Di masa Orde Baru, Yapto yang dikenal dekat dengan keluarga Cendana disebut turut membantu melanggengkan kekuasaan politik Soeharto melalui Pemuda Pancasila.
Yapto sendiri memiliki hubungan kekeluargaan dengan presiden kedua Indonesia itu melalui garis ayahnya, yang merupakan sepupu jauh dari istri Soeharto, Siti Hartina alias Tien Soeharto.